Kiat Sukses Beternak Belut Ala Whisgoo Eel Center
Masih Prospek Bisnis Budidaya Belut untuk saat ini?
Belut sudah dikenal oleh masyarakat sejak beberapa puluh tahun yang lalu dan hingga pada saat ini masih tetap saja exist, hal ini terbukti dengan data statistik kami akan kebutuhan bahan baku (belut) selalu meningkat terutama pada musim-musim liburan khususnya menjelang hari raya.
Banyaknya buku-buku panduan budidaya belut yang “menyesatkan” membuat banyak pelaku budidaya menjadi “korban” akibat penerapan metode yang dianjurkan, benih yang mereka tebar dalam kolam banyak yang mati hanya dalam hitungan hari.
Hal ini membuat konsumen hanya mengandalkan belut dari hasil tangkapan alam saja padahal persedian belut di alam semakin hari semakin menipis, ini karena banyaknya penyuluh yang mengunakan setrum dan bisa dipastikan dalam beberapa tahun kedepan belut dialam akan semakin sulit ditemui. Fenomena inilah yang membuat peluang pasar masih sangat-sangat terbuka lebar. Sekarang tinggal keputusan Anda sendiri mau mengambil peluang tersebut atau hanya sebagai penonton saja…
Kolam Budidaya Belut
Berdasarkan jenis/tipenya, wadah budidaya dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe.
- Tipe bak/kolam permanen.
Yang termasuk kolam permanen disini adalah kolam tembok, kolam sawah atau kolam sejenisnya. Tipe kolam ini mempunyai daya tahan yang relatif lebih lama dibanding tipe kolam semi permanen
- Tipe bak/kolam semi permanen.
Kolam terpal, kolam jaring, kolam drum/tong merupakan tipe kolam yang semi permanen karena kolam tersebut dapat dipindah-pindah, meski tipe kolam ini memiliki daya tahan agak rendah ( 2 – 3 periode ) serta rentan terhadap kebocoran namun tipe kolam ini terbukti lebih murah, efisien dan praktis.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis kolam tersebut.
- Kolam tembok.
Penggunaan kolam tembok mempunyai beberapa kelebihan diantaranya;
- Pada tembok terjadi difusi udara sehingga memungkinkan tumbuhnya tumbuhan renik (Pitoplankton) sehingga dengan sendirinya akan muncul banyak binatang renik ( zooplankton ).
- Umur Penggunaan pada kolam tembok relatif lebih lama yakni mampu bertahan hingga 5 – 10 tahun.
- Dengan kolam tembok telah terbukti mampu meredam perubahan suhu sehingga suhu dalam media tetap stabil.
- Pengaturan air yang lebih mudah
Meski mempunyai banyak kelebihan, kolam tembok juga mempunyai beberapa kekurangannya yaitu;
- Pembuatan kolam tembok membutuhkan biaya relatif lebih mahal.
- Sifatnya yang permanen sehingga tidak bisa dipindah-pindah
- Menyisakan sedikit kerepotan pada saat pemanenan tepatnya pada saat pengerukan lumpur dan pengeringan kolam.
- Pada kolam yang baru dibuat perlu dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan air yang dicampur serabut kelapa selama 2 mingguan, tujuannya agar zat-zat yang membahayakan dalam semen dapat ternetralkan.
- Kolam Sawah
Kelebihan penggunaan kolam sawah adalah kita tidak perlu direpotkan dalam penyiapan media sebab lumpur yang berada di sawah biasanya sudah bisa langsung dimasuki bibit belut karena sudah mengalami dekomposisi dengan sempurna selain itu budidaya di kolam sawah angka keberhasilannya sangat tinggi dan pertumbuhan belut juga sangat bagus hal ini disebabkan karena belut dikondisikan seperti pada habitat aslinya. Kita hanya sedikit memodifikasi sawah yang akan dibuat kolam agar belut tidak bisa lolos kesamping dengan cara memberi pagar plastik hingga +/- 1 meter kedalam lumpur.
Pada kolam sawah memiliki beberapa kelemahan yaitu harus selalu mengontrol air agar sawah tidak sampai terjadi kekeringan dan air rawan tercemar oleh racun peptisida hal ini karena biasanya sumber air yang diambil berasal dari saluran irigasi sawah. Selain itu pada kolam sawah juga masih menyisakan sedikit kerepotan pada saat pemanenan.
- Kolam Terpal
Penggunaan jenis kolam ini terbukti lebih efisien dan lebih murah selain itu proses pemanenannya pun lebih mudah tapi sayangnya kolam terpal ini tidak bisa bertahan lama ( 2 – 3 kali periode ) dan juga rawan terjadi kebocoran. Kolam terpal dapat diaplikasikan kedalam beberapa bentuk seperti kolam terpal dalam tanah, model ini lebih direkomendasikan karena dapat menstabilkan suhu pada media.
Cara pembuatan kolam terpal dalam tanah relatih mudah, anda tinggal menggali tanah dengan ukuran 4 x 6 meter atau sesuai ukuran yang diinginkan sedalam 50 cm kemudian tanah hasil galian dimasukkan dalam sak-sak plastik (seperti pada sak berisi pasir penahan banjir) kemudian letakkan di bibir kolam dengan ketinggian 40 – 50cm sak-sak yang berisi tanah ini nantinya berfungsi sebagai dinding penahan terpal. Untuk meminimalisir kebocoran pada terpal sebaiknya lobang galian dilapisi dengan sak-sak plastik atau terpal yang sudah tidak dipakai lagi agar benda-benda tajam yang terdapat dalam kolam tidak mengenai terpal utama. Pasang dan atur terpal mengikuti kolam hasil galian. Tancapkan pancang pendek disetiap lobang yang tersedia pada tepi (bibir) terpal atau bisa juga menggunakan tali yang diikatkan pada lobang yang tersedia dan pancang ditepi kolam, beri pancang tambahan jika dirasa perlu dan kolam siap digunakan.
Selain kolam terpal dalam tanah, ada juga kolam terpal dengan kerangka bambu atau kerangka besi ( knockdown ) tapi kedua model ini kurang direkomendasikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kolam.
- Untuk penggunaan terpal yang masih baru sebaiknya dicuci terlebih dahulu karena pada terpal yang masih baru terdapat lapisan zat anti rayap yang bisa membahayakan kehidupan belut.
- Hindarkan membuat kolam terpal dalam tanah dekat pohon yang berakar tajam, seperti pohon kelapa karena akarnya dapat melobangi/menembus terpal sehingga terjadi kebocoran pada kolam.
- Ukuran terpal yang digunakan untuk membuat kolam adalah 2 meter lebih lebar dari ukuran kolam yang akan dibuat.
- Kolam terpal sebaiknya dibuat persegi memanjang ( agar menghemat biaya yang disesuaikan dengan ukuran terpal selain itu juga akan memudahkan dalam pemberian pakan.
- Kedalaman/ketinggian media budidaya direkomendasikan minimal 50 – 60 cm karena biasanya media akan menyusut +/- 20% setelah 4 bulan pemeliharaan
- Baik kolam permanen maupun semi permanen diberi saluran pemasukan air dan disisi lainnya dibuatkan saluran pembuangan agar air bisa bersirkulasi.
Media budidaya belut
Media belut faktor penentu keberhasilan budidayaMedia adalah kunci utama keberhasilan budidaya belut, metode penyiapan media dan penggunaan komponen yang salah akan berakibat fatal bagi kehidupan belut. Hampir 80% penyebab dari kegagalan budidaya adalah faktor media. Berikut adalah panduan penyiapan media sistem organik meski sederhana namun hasilnya sangat memuaskan.
Bahan-bahan ; Jerami kering, Gedebog pisang kering yang sudah dipotong kecil-kecil, Lumpur sawah (Lendut), Microstarter, Decomposer
Langkah-langkah pembuatan Media Budidaya:
- Hamparkan jerami setebal +/- 10 cm kemudian semprot dengan decomposer yang sudah dilarutkan dengan air.
- Hamparkan cacahan gedebog pisang setebal +/- 10 cm diatas hamparan jerami, semprot dengan larutan decomposer.
- Hamparkan jerami setebal +/- 10 cm diatas hamparan gedebog pisang kemudian semprot dengan larutan decomposer dan seterusnya..
- Tutup media yang akan difermentasi dengan plastik dan biarkan selama lebih kurang 1 bulan atau hingga lumer/hancur.
- Setelah jerami dan gedebok sudah mengalami dekomposisi secara sempurna (hancur), masukkan media yang sudah difermentasi kedalam kolam untuk dilakukan pencucian sebanyak 50% atau separuh dari tinggi total media budidaya. Pencucian dilakukan dengan cara merendam media dengan air selama seminggu, selama perendaman air diganti tiap hari.
- Setelah seminggu air dikuras habis kemudian diberi larutan Mikrostarter sesuai dengan petunjuk pemakaian tebar secara merata.
- Masukkan lumpur sawah sebanyak 50% dari total media.
- Masukkan air secara perlahan hingga 10 cm dari permukaan media.
- Aduk media hingga merata.
- beri tanaman air seperti enceng gondok sebanyak 2/3 luas permukaan
- biarkan selama satu bulan atau hingga benar-benar matang. Setiap dua minggu sekali air diganti dengan yang baru
- Setelah satu bulan cek kematangan media jika sudah matang dan dirasa sudah aman bibit belut siap dimasukkan dalam kolam dengan kepadatan 1Kg – 1.5 Kg per meter persegi.
Ciri-ciri media yang sudah matang adalah ;
- Jika tangan dimasukkan kedalam media terasa dingin ( anyep ).
- pada media terdapat banyak binatang renik
- Bau media sudah tidak menyengat.
- Media yang baik adalah jika kita masukkan tangan dari permukaan hingga dasar kolam tidak ada halangan ( struktur media sudah hancur ).
Pengadaan Bibit Belut
Pemilihan BenihAgar hasil panen dapat maksimal sebaiknya bibit belut dipilih dari hasil perkawinan atau bisa juga berasal dari hasil tangkapan alam secara alami seperti penangkapan dengan menggunakan bubu atau posong akan tetapi sangat tidak disarankan mengambil bibit belut dari hasil setruman karena secara fisik banyak terjadi kerusakan pada struktur hormonal dan syarafnya sehingga akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan belut itu sendiri.
Ciri-ciri bibit belut yang baik adalah :
- Mempunyai stamina yang prima yang ditandai dengan gerakannya yang lincah jika terkena sentuhan., pada saat diangkat tidak melengkung kebawah, dikolam penampungan belut selalu berada didasar dan tidak mendongak keatas jika dalam kondisi tenang.
- Beumur +/- 2 bulan atau berukuran sebesar rokok dan seragam karena pada usia tersebut ketahanan belut sudah baik sehingga angka kematiannya relatif rendah.
- Tubuh belut utuh, tidak luka maupun putus ekor serta tidak ada penyakit yang menempel, kulit halus, mulus dan licin.
- Bibit belut berwarna kuning kemerahan ( orange ) atau berwarna kecoklatan dan terdapat garis-garis kecil pada kepalanya bisa tumbuh besar bila dibudidaya, untuk bibit belut yang berwarna hitam atau coklat gelap dipastikan tidak bisa besar meski dipelihara dalam waktu yang cukup lama, jenis belut ini sebaiknya jangan dibudidaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar